Praktisi Kampus Andalan

Kriminologi untuk Ahli Hukum

Kriminologi untuk Ahli Hukum: Membaca Akar, Pola, dan Wajah Kejahatan

Ketika membicarakan hukum pidana, sering kali fokus kita langsung tertuju pada pasal-pasal, prosedur, dan sanksi. Namun, untuk menjadi ahli hukum yang tajam, hanya menguasai teks undang-undang tidak cukup. Di sinilah kriminologi hadir: sebuah ilmu yang mengupas lebih dalam tentang mengapa kejahatan terjadi, siapa pelakunya, dan bagaimana masyarakat meresponsnya.

Apa Itu Kriminologi?

Secara sederhana, kriminologi adalah ilmu tentang kejahatan dan penjahat. Bukan hanya soal tindakan melawan hukum, tapi juga soal faktor sosial, ekonomi, psikologis, hingga budaya yang melatarbelakangi kejahatan. Jadi, kriminologi membantu ahli hukum untuk tidak sekadar menghukum, tetapi juga memahami konteks di baliknya.

Mengapa Penting untuk Ahli Hukum?

Bagi seorang ahli hukum, kriminologi punya beberapa peran vital:

  1. Memberi perspektif lebih luas → memahami bahwa kejahatan bukan sekadar pelanggaran pasal, tapi juga fenomena sosial.
  2. Membantu merumuskan kebijakan hukum → sanksi tidak selalu soal berat-ringan hukuman, tapi bagaimana efek jera dan pencegahannya.
  3. Mengasah kepekaan sosial → seorang hakim, jaksa, atau pengacara akan lebih bijak ketika tahu latar belakang pelaku.

Teori-Teori Kriminologi yang Relevan

Ada banyak teori kriminologi, tapi beberapa yang penting untuk ahli hukum antara lain:

  • Teori Biologis → melihat faktor bawaan, misalnya temperamen atau kondisi fisik.
  • Teori Sosiologis → kejahatan lahir dari pengaruh lingkungan, kemiskinan, atau tekanan sosial.
  • Teori Psikologis → kejahatan terkait gangguan mental atau trauma individu.
  • Teori Kontrol Sosial → kejahatan muncul karena lemahnya pengawasan dan norma masyarakat.

Dengan memahami teori ini, ahli hukum bisa menilai apakah hukuman sebaiknya fokus pada pemenjaraan, rehabilitasi, atau solusi sosial lainnya.

Hubungan Kriminologi dan Hukum Pidana

Kalau hukum pidana ibarat “aturan main”, maka kriminologi adalah “kacamata analisis”. Hukum pidana memberi batas jelas apa yang boleh dan tidak, sedangkan kriminologi menanyakan “mengapa orang melanggarnya?”. Dengan kombinasi keduanya, hukum bisa lebih humanis, efektif, dan tepat sasaran.

Penutup

Kriminologi bagi ahli hukum ibarat kompas yang membantu melihat arah di balik teks undang-undang. Ia mengingatkan bahwa kejahatan bukan hanya soal pelanggaran, tapi juga cermin dari masalah sosial. Dengan memahami kriminologi, seorang ahli hukum bisa melangkah lebih jauh: tidak hanya menegakkan hukum, tapi juga ikut mencegah lahirnya kejahatan baru.

Mahasiswa Sabi

©Repository Muhammad Surya Putra Fadillah