Kriminologi untuk Ahli Hukum
Ketika membicarakan hukum pidana, sering kali fokus kita langsung tertuju pada pasal-pasal, prosedur, dan sanksi. Namun, untuk menjadi ahli hukum yang tajam, hanya menguasai teks undang-undang tidak cukup. Di sinilah kriminologi hadir: sebuah ilmu yang mengupas lebih dalam tentang mengapa kejahatan terjadi, siapa pelakunya, dan bagaimana masyarakat meresponsnya.
Secara sederhana, kriminologi adalah ilmu tentang kejahatan dan penjahat. Bukan hanya soal tindakan melawan hukum, tapi juga soal faktor sosial, ekonomi, psikologis, hingga budaya yang melatarbelakangi kejahatan. Jadi, kriminologi membantu ahli hukum untuk tidak sekadar menghukum, tetapi juga memahami konteks di baliknya.
Bagi seorang ahli hukum, kriminologi punya beberapa peran vital:
Ada banyak teori kriminologi, tapi beberapa yang penting untuk ahli hukum antara lain:
Dengan memahami teori ini, ahli hukum bisa menilai apakah hukuman sebaiknya fokus pada pemenjaraan, rehabilitasi, atau solusi sosial lainnya.
Kalau hukum pidana ibarat “aturan main”, maka kriminologi adalah “kacamata analisis”. Hukum pidana memberi batas jelas apa yang boleh dan tidak, sedangkan kriminologi menanyakan “mengapa orang melanggarnya?”. Dengan kombinasi keduanya, hukum bisa lebih humanis, efektif, dan tepat sasaran.
Kriminologi bagi ahli hukum ibarat kompas yang membantu melihat arah di balik teks undang-undang. Ia mengingatkan bahwa kejahatan bukan hanya soal pelanggaran, tapi juga cermin dari masalah sosial. Dengan memahami kriminologi, seorang ahli hukum bisa melangkah lebih jauh: tidak hanya menegakkan hukum, tapi juga ikut mencegah lahirnya kejahatan baru.