Pancasila
Kalau mendengar kata rekayasa sistem komputer, bayangan kita biasanya seputar server raksasa, barisan kode yang rumit, atau startup teknologi yang keren. Tapi pernahkah kita membayangkan, bahwa di balik semua inovasi itu, ada nilai dasar bangsa yang bisa (dan seharusnya) jadi kompas? Yup, Pancasila.
Mungkin terdengar agak “serius” di telinga, tapi sebenarnya nilai-nilai Pancasila sangat relevan dengan industri teknologi, khususnya rekayasa sistem komputer. Mari kita bahas satu per satu dengan santai.
Dalam konteks rekayasa sistem komputer, sila pertama ini bisa dimaknai sebagai integritas dan etika dalam bekerja.
Dengan kata lain, ada nilai “tanggung jawab moral” yang mendasari setiap baris kode.
Teknologi bukan hanya untuk segelintir orang. Sistem komputer yang baik adalah yang ramah pengguna dan memperhatikan aksesibilitas.
Rekayasa sistem komputer yang berlandaskan kemanusiaan akan selalu menempatkan user experience di depan, bukan sekadar keuntungan.
Di industri teknologi, kolaborasi lintas tim, lintas daerah, bahkan lintas negara, adalah hal biasa. Sila ketiga mengajarkan bahwa kerja sama lebih kuat daripada jalan sendiri-sendiri.
Teknologi seharusnya merekatkan, bukan memecah belah.
Dalam rekayasa sistem komputer, kita sering melakukan brainstorming, code review, atau scrum meeting. Semua itu pada dasarnya adalah bentuk “musyawarah”.
Hasilnya? Sistem yang dibangun jadi lebih kokoh, karena lahir dari kebijaksanaan kolektif, bukan keputusan satu orang saja.
Di level industri, sila kelima bisa diterjemahkan sebagai distribusi manfaat teknologi yang merata.
Dengan begitu, keadilan sosial bukan hanya slogan, tapi nyata hadir lewat inovasi teknologi.
Rekayasa sistem komputer sering dianggap urusan logika, algoritma, dan mesin. Padahal, pada akhirnya semua teknologi dibuat oleh manusia dan untuk manusia. Di sinilah nilai-nilai Pancasila menjadi kompas moral, agar industri ini tidak kehilangan arah.
Dengan memegang Pancasila, engineer bukan hanya jadi “pembuat sistem”, tapi juga pembangun peradaban digital yang adil, manusiawi, dan mempersatukan bangsa.